Selasa, 07 Januari 2014

Pakan Bergizi dari Limbah Ternak



Pakan Bergizi dari Limbah Ternak
Pemanfaatan kotoran sapi bukan lagi terbatas untuk pupuk. Dengan modifikasi makanan sapi, kotoran yang dihasilkan bisa jadi bahan baku pakan ikan dan unggas.Selain sebagai pupuk, kotor sapi nyatanya bisa pula dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat pakan ikan dan unggas. Yang satu ini boleh jadi belum banyak yang tahu, karena memang masih terbilang baru. Itulah yang kini sedang dikembangkan Soelaiman Budi Sunarto, pendiri usaha rekayasa teknologi pertanian, Agromakmur, di Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.Ide tersebut muncul empat bulan lalu, berawal dari keinginannya untuk meningkatkan nilai ekonomis kotoran sapi. Kebetulan, Soelaiman memiliki tiga sapi.Selama ini, kotoran binatang itu digunakan sebagai bahan membuat biogas dan ampasnya dijadikan pupuk.Namun, sejak dirinya beralih menggunakan sekam padi yang nilai jual pupuk organiknya lebih tinggi, kotoran sapi itu menjadi kurang termanfaatkan.Padahal dalam sehari, satu ekor sapi bisa menghasilkan 20 killogram kotoran. Kalau tiga ekor sapi, berarti setiap harinya ada 60 killogram kotoran yang menumpuk di kandang.“Setelah berhari-hari berpikir, muncul ide dijadikan pakan ikan saja. Apalagi harga pakan yang dihasilkan pabrik terbilang mahal,” katanya saat ditemui di tempat usahanya yang berhawa sejuk, Selasa (22/2).Ide tersebut segera direalisasikan. Kotoran sapi mulai dikumpulkan. Namun, tidak sembarangan. Kotoran sapi yang digunakan harus yang padat dan tidak berbau. “Kalau tidak padat, tidak bisa mengapung, sedangkan kalau masih bau kotoran, ikan tidak mau,” ujar pria yang meraih penghargaan inovator bergengsi dari Menteri Negara Riset dan Teknologi 2009 itu.Untuk menghasilkan kotoran seperti itu, memang harus dilakukan perubahan sumber makanan. Sapi diberi pakan jerami yang telah dikeringkan selama satu minggu. Selain itu, diberi minum hanya dua kali sehari, masing-masing satu ember dengan campuran bakteri pengurai yang diambil dari rumen (perut besar sapi).Bakteri pengurai itu bisa diambil dari rumen sapi yang telah mati dari rumah pemotongan atau dari sapi yang masih hidup. Untuk cara yang kedua ini, perut sapi dilubangi atau dibuatkan fistula.Cara kedua itulah yang digunakan Soelaiman. Selain bakteri pengurai bisa diambil setiap saat, sapi yang digunakan tetap hidup normal. Setiap hari, Soelaiman mengambil sepertiga isi rumen. Jumlah tersebut dapat menghasilkan tiga liter air yang mengandung jutaan bakteri.Kotoran sapi itu kemudian dikeringkan dan dicampur dengan sumber nutrisi tambahan, seperti bekatul atau kulit ari beras, tetes tebu atau air kelapa, ikan asin, serta tepung tapioka.Soelaiman telah menggunakan pakan kotoran sapi ini untuk usaha perikanannya sendiri. Ikan-ikan lele yang berada di kolam miliknya dikatakan lebih cepat besar ketimbang ikan yang diberi pakan buatan pabrik.Jika menggunakan pakan produksi pabrik, membutuhkan waktu paling tidak tiga hingga empat bulan. Kini, Soelaiman hanya butuh dua bulan untuk mencapai panen.Digabungkan dengan Biogas.Soelaiman mengatakan penyelamatan lingkungan akan lebih besar jika digabungkan dengan produksi biogas. Sebelum dijadikan pakan, kotoran sapi dimanfaatkan dulu sebagai sumber biogas.Memang, kotoran sapi telah diketahui banyak mengandung gas metana yang ikut menghasilkan efek rumah kaca. Menurut lembaga antariksa Amerika Serikat (AS) NASA, gas metana ini bahkan lebih aktif ketimbang karbon dioksida.Jumlah gas metana di udara semakin meningkat dengan pertumbuhan industri peternakan. Badan perlindungan lingkungan AS, EPA, menyebutkan usaha peternakan menghasilkan 5,5 juta metrik ton metana per tahun atau mencapai 20% dari produksi metana Negara tersebut.Soelaiman mengatakan kandungan nutrisi tidak akan berubah jika kotoran sapi dimanfaatkan dulu untuk biogas. Bahkan sebenarnya peternak bisa mendapat untung ganda karena sekaligus mendapatkan energi yang bisa dimanfaatkan untuk kompor ataupun penerangan.Saat ini, pakan dari kotoran sapi sudah mulai dikenalkan Soelaiman kepada para ternak sapi di sekitar tempat usahanya.Berikut juga usaha pemanfaatan biogas. Soelaiman berharap para peternak sapi bukan hanya bisa mencegah dampak buruk lingkungan dari kegiatan mereka, tapi juga menambah penghasilan.“Saya ingin temuan-temuan seperti ini bermanfaat secara luas oleh masyarakat. Saya tidak pernah mematenkan temuan saya. Siapa saja bebas untuk menggunakannya,” kata innovator yang telah menghasilkan 30 karya itu.
TAHAP PEMBUATAN PELET
  1. Kotoran sapi diambil dan dibersihkan dari kotoran yang menempel. Kotoran yang akan digunakan disyaratkan yang padat dan kering dengan kadar air rendah dan tidak berbau. Agar bisa menghasilkan kotoran air rendah dan sapi hanya diberi pakan jerami yang telah kering dan diberi minum air yang dicampur dengan bakteri pengurai, yang diambil dari rumen (perut besar sapi). Pemberian minum ini hanya dilakukan paling banyak dua kali sehari masing-masing satu ember.
  2. Kotoran tadi kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih satu minggu. Selain menghilangkan biogas-nya, juga agar bakteri yang terkandung dalam kotoran itu mati.
  3. Setelah proses pengeringan sempurna, tahap selanjutnya adalah mencampur kotoran dengan bahan-bahan tambahan. Yakni, ikan asin yang ditumbuk halus, bekatul atau kulit ari beras, tetes tebu atau air kelapa, dan tepung tapioka.
  4. Untuk komposisinya, menurut Soelaiman, disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pakan ikan dan unggas yang kebutuhan konsentratnya tidak terlalu tinggi, komposisiya 70% kotoran sapi, 20 % bekatul, dan 10% tetes tebu atau air kelapa. Sementara untuk udang yag memerlukan konsentrat tinggi, komposisinya 60% kotoran sapi, 30% bekatul, dan 10% tetes tebu atau air kelapa. Untuk bahan lainnya hanya tinggal menyesuaikan.
  5. Setelah semua bahan tercampur secara merata, langkah selanjutnya ialah membentuknya menjadi butiran-butirakecil. Bisa menggunakan alat pembuat pellet, bisa juga dengan cara manual memakai tangan.
  6. Langkah terakhir, semprot butiran-butiran pakan itu dengan air yang telah dicampur penyedap masakan yang mengandung kaldu. Kemudian jemur di bawah panas matahari.
  7. Setelah agak kering, angkat dan semprot kembali dengan air penyedap masakan, lalu jemur lagi sampai kering. Pakan ikan dari kotoran sapi siap digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar