Selasa, 07 Januari 2014

BIOETANOL 60-80% JADI BENSIN PRODUKSI ANAK NEGERI



BIOETANOL 60-80% JADI BENSIN PRODUKSI ANAK NEGERI
Dalam waktu beberapa bulan kedepan masyarakat Indonesian akan segera di kejutkan dengan hadirnya speda motor,murni hasil produksi dalam negeri yang di gunakan. Tak hanya semua komponennya bahkan pengeraanya pun di percayakan kepada putra-putri daerah jogja dan sekitarnya. Uniknya lagi,sepeda motor yang akan diluncurkan kepasaran dengan merk “M.A.K” yang merupakan produksi dari PT .MEGA ANDALAN KALASAN itu juga mengunakan bioetanol berkadar 60-80% sebagai bahan bakarnya. Dengan digunakannya bioetanol berkadar 60-80% tersebut.menjadikan  M.A.K sebagai satu-satunya sepeda motor di indonesia yang menggunakan bioetanol kadar tengah. Guna keperluan tersebut, Irwanto selaku Marketing Manager PT .MEGA ANDALAN KALASAN,kemudian menggandeng dan menunjuk  Soelaiman Budi Sunarto sebagai pencetus”bioetnaol 60-80%,jadi bensin “ agar dapat di gunakan pad sepeda motor merk M.A.K buatan asli putra putri Indonesia yang terletak di desa Kalasan Jogjakarta tersebut. Dipromotori Buntoro sebagai Owner,yang selanjutnya menyalurkan distribusi sepeda motor yang bekapasitas 125cc itu ke PT.MEGA ANDALAN KALASAN. Dan sebagai langkah awal,saat ini sudah di produksi 500 unit sepeda motor  M.A.K yang telah di uji pemasaranya di daerah jawa tengah.berdasarkan pengetesan yang sudah kami lakukan ditempat uji coba sampai saat ini tidak ada masalah karena motor kita bukan mochin,tapi produk yang mengunakan komponen 70% beda dengan mochin yang hanya memakai 10%. Namun ,meski yang di gunakan adalah komponen lokal,kami menggunakan KW 1” papar Irwanto pada agrobis.

PEMASARAN KELUAR NEGERI
Itu sebabnya ,begitu mendengar akan kemunculan bioetanol 60-80%jadi bensin.yang disosialisasikan oleh Soelaiman Budi Sunarto ,baik Buntoro maupun Irwanto tidak menyia-nyiakan kesempatan ini,dan langsung memanfaatkan sepeda motor MAK menjadi kendaraan bioetanol pertama di Indonesia,yang sedang diajaki pasr expornya keluar negeri. Karena menurut hitungan waktu minyak fosil bumi akan habis dalam waktu 10 thun lagi. Sehingga bahan bakar nabatilah jawabnya.apalagi produksi oleh semua orang,sehingga tidak tergantung dengan PERTAMINA lagi untuk mendapatkan pasokan bahan bakar motor pembuatanya pun mudah di dusun Bekonang dan Polokarto,Sukoharjo ada 145 KK yang bergerak di bidang penyulingan bioetanol bahkan di jual juga secara umum untuk untuk campuran minuman “CIU” ada pun masih banyak yang menyuling tetapi tidak terdaftar di KUD Bekonang dan Polokarto,Sukoharjo. Hal ini sudah menunjukan betapa memasyarakatnya bioetanol tersebut. Hanya saja pemakaian bahan baku dari tetes tebu sangat familiar di daerah setempat  mengingat dekat dengan wilayah pabrik gula Tasikmadu
Cara pembuatan Boetanol:
1.dari tetes tebu,aren kelapa,air kelapa atau larutan sorgun.
Hanya cukup di fermentasikan dengan perbandingan 1:2 (yaitu 2 untuk airnya) dan di peram selama seminggu,maka   glukos dari tetes tebu aren kelapa ,air kelapa atau larutan sorgum,diberi ragi tape ,urea dan NPK sudah dapat memisahkan diriaplikasinya terpisah melalui alat suling antara air dan bioetanol-nya
2.Dari sampah buah buahan
Kumpulan buah busuk/yang terbuang di pasar di peras dan di pisahkan antara partikel padatnya dengan zat cairanya untuk diambil cairanya yang mengandung glukos. Kumpulan glukos tersebut diberi cairan air 1:1 dan difermentasikan selama seminggu oleh ragi tape, urea dan NPK kemudian dipisahkan dengan alat suling maka bioetanol akan turun dengan sendirinya.
3.Dari serat selulosa (damen, daun, tebu, daun sorgum)
Kumpulan serat selulosa tadisetelah kering, maka dikukus untuk mendapatkan kadar airnya kemudian di press. Setelah di press kandungan selulosa tersebut akan memisahkan denagn ampas dan ampasnya dapat digunakan sebagai pupuk organik dan kandungan selulosannya di fermentasikan dengan dicampur air 1:1 selama seminggu. Setelah itu dipisahkan denagn alat suling untuk mendapatkan bioetanol. Adapin cara-cara pembuatan bioetanol ini merupakan turunan dari tentara Mongolia yang sejak 600 tahun yang lalu menyerang Nusantara yang pada saat itu dibawah pimpinan Kubilaikan ingin menjejakkan kakinya di bumi Nusantara, dan setiap menang perang selalu minum arak putih berupa “CIU” terbuat dari tetes tebu dan sejenisnya. Namun Era telah berganti dimana harga BBM sekarang semakin mahal, apalagi jika pada bulan Agustus 2010 nanti ada pembatasan subsidi BBM, maka Bahan Bakar Nabatilah pilihannya. “Arab Saudi boleh bangga dengan minyak fosil buminya ada diseluruh bawah dataran wilayah Arab Saudi, namun Indonesia lebih kaya daripada itu, karena kandungan minyaknya ada diseluruh muka bumi Indonesia dilewati oleh garis katulistiwa yang menyebabkan subur makmur dan kaya raya. Hanya sayangnya asset yang begitu melimpah belum disentuh oleh teknologi pengolahan bioetanol,” beber Budi menerangkan. Barangkali lewat tangan seorang Soelaiman Budi-lah dapat terwujud hijau-hijauan daun itu berubah menjadi bioetanol walaupun hanya secara randorn-sampling di tempatnya di Dusun Doplang Kec.Karangpandan, Kab.Karanganyar, Jawa Tengah. Dan disanalah berdiri sebuah WorkShop dari KSU Agro Makmur tempat pengolahan limbah menjadi energi, hingga tidak kurang 12 sertifikat Lembaga Negara khususnya RISTEK telah diraihnya. Tidaklah mudah untuk menjadikan Bioetanol secara keseluruhan sebagai bahan bakar tanpa campuran bensin sama sekali, apalagi dengan bioetanol kadar 60-80% dimana kandungan airnya lebih dari 20% mampu terbakar oleh mesin mobil dan motor. Hal ini berkat kemampuan teknologi yang diterapkan oleh bos Agro Makmur, Soelaiman Budi Sunarto sebagai pencetus idebioetanol kadar 60-80% sebagai bahan bakar nabati. Dimana sepeda motor itu cukup deberi kapasitor 50 volt/ 1000 mikro yang di seri dua unit, jadi satu dan koilnya menggunakan koil Daihatsu Hi-Jet 1000cc.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar